Produk Domestik Bruto Kabupaten Konawe Selatan 2009-2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah Satu tujuan negara ini adalah menciptakan kemakmuran bagi rakyatnya. Salah
satu indikator untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara, serta
mengetahui struktur perekonomian suatu negara adalah melalui perhitungan
Pendapatan Nasional. Pendapatan Nasional adalah merupakan jumlah seluruh
pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama
setahun. Jika dilihat dari jumlah
barang/jasa yang dihasilkannya, pendapatan nasional dapat dikelompokkan menjadi
:
- PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan
jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu
Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi
dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah
yang bersangkutan
- PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang
dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun,
termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara
tersebut yang berada di luar negeri.
RUMUS : GNP = GDP – Produk netto
terhadap luar negeri
- NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh
masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi)
dan barang pengganti modal.
RUMUS
: NNP = GNP – Penyusutan
- NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh
masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
RUMUS
:NNI = NNP – Pajak tidak langsung
- PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat
yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba
ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah
dengan transfer payment.
RUMUS
: PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran
jaminan social + Pajak perseorangan )
- DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima
masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
RUMUS : DI = PI – Pajak langsung
2. Tujuan
Melihat dari penggelompokkan di
atas ,penulis mencoba
menggambarkan bagaimana pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe Selatan
sejak tahun 2009-2013 melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
3.
Manfaat
Penulisan ini diharapkan
memberikan manfaat kepada pembaca tentang bagaimana tinngkat
Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Konawe Selatan sejak
Tahun 2009-2013 serta sektor-sektor apa saja yang mengalami perubahan.
BAB II
PEMBAHASAN
Perekonomian Indonesia sejak
tahun 2000 hingga 2005 memperlihatkan pertumbuhan yang terus meningkat kemudian
berfluktuasi sejak 2006 hingga 2013 dengan besaran positif, demikian pula yang
terjadi terhadap perekonomian domestik Sulawesi Tenggara dan juga di Kabupaten
Konawe Selatan. Perekonomian Sulawesi Tenggara selama tahun 2000 dipandang
relatif stabil dengan pertumbuhan PDRB sebesar 5,27 persen. Dengan kondisi
tersebut dapat dinyatakan bahwa struktur ekonomi tahun 2000 telah berbeda dengan
tahun 1993, demikian halnya yang terjadi di Kabupaten/ Kota yang ada di
Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu, dilakukan pemutakhiran tahun dasar
penghitungan PDRB dari tahun 1993 ke tahun 2000 sehingga hasil penghitungan
maupun estimasi PDRB sektoral akan menjadi realistis, dalam artian mampu memberikan gambaran yang jelas terhadap
fenomena pergeseran struktur produksi lintas sektor. Bertolak dari kenyataan
tersebut serta berdasarkan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar
besaran angka PDB/PDRB dapat saling diperbandingkan antar negara dan waktu guna
keperluan analisis kinerja perekonomian, baik perekonomian dunia, Indonesia
maupun Sulawesi Tenggara termasuk kabupaten/kota yang ada di Sulawesi
Tenggara, maka dalam penghitungan dan
penyajian angka PDRB mulai tahun 2000 sampai dengan 2012 menggunakan tahun
dasar 2000. Hal ini untuk memudahkan
berbagai pihak dalam menganalisis keterbandingan ekonomi antar negara
dan antar wilayah.
A. Pengertian
Produk Domestik Regional Bruto
Salah satu indikator penting
untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu
ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar
harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB didefinisikan sebagai
jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha, atau merupakan
jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh seluruh unit ekonomi dalam suatu wilayah tertentu.
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun
yang bersangkutan, sedang PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa
tersebut yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai
dasar, dimana dalam penghitungan ini menggunakan tahun 2000.
PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan
untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkanharga konstan untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
B.
Tujuan dan Kegunaan Data Produk Domestik Regional Bruto
Perencanaan ekonomi suatu negara atau daerah umumnya bertujuan mencapai
dua hal pokok, yaitu :
1. Mengusahakan agar pembangunan ekonomi dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat secara nyata, dan
2. Mengusahakan agar pendapatan tersebut dapat
terbagi atau diterima masyarakat secara lebih adil.
Untuk mengetahui hal tersebut
secara kuantitatif diperlukan berbagai data Statistik, antara lain data produk
domestik regional bruto yang merupakan ukuran jumlah balas jasa atas
keikutsertaan seluruh faktor produksi dalam proses produksi barang/jasa di
suatu wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu. Dengan tersedianya data
produk domestik regional bruto secara berkala apat diketahui hal-hal berikut :
a. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Apabila angka-angka produk
domestik regional bruto disajikan atas dasar harga konstan, akan menunjukkan
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah Atau daerah, baik secara menyeluruh ataupun
menurut sektor ekonomi.
b. Tingkat Kemakmuran Suatu Daerah
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
belum menjamin kemakmuran yang tinggi bagi masyarakat umum, apabila diikuti
tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi pula. Tingkat pertumbuhan pendapatan
per kapita lebih menunjukkan perkembangan kemakmuran, sebab apabila dilihat
dari sudut konsumsi berarti masyarakat akan mempunyai kesempatan untuk
menikmati barang dan jasa dalam takaran yang lebih banyak atau lebih tinggi
kualitasnya. Untuk mengetahui tingkat
kemakmuran secara relatif, diperlukan data pembanding dengan daerah lain, sedangkan
untuk mengetahui perkembangannya diperlukan data statistik secara berkala.
c. Tingkat Inflasi dan Deflasi
Salah satu masalah pokok yang
selalu dihadapi oleh pemerintah maupun masyarakat adalah tingkat inflasi yang
cenderung selalu tinggi. Peningkatan pendapatan
masyarakat secara nominal akan berkurang artinya apabila diikuti oleh
tingkat inflasi yang tinggi, karena bila faktor inflasi diperhitungkan belum
tentu terjadi peningkatan secara riil. Tingkat inflasi yang tinggi secara umum
akan menurunkan daya beli masyarakat yang berpenghasilan nominal tetap.
Penyajian PDRB atas dasar harga konstan bersama-sama dengan penyajian atas
dasar harga berlaku dapat dipakai sebagai indikator untuk melihat tingkat
inflasi atau deflasi yang terjadi.
d. Gambaran Struktur Perekonomian
Angka-angka yang disajikan
menurut sektor ekonomi dapat memperlihatkan struktur perekonomian suatu daerah. Berdasarkan angka masing-masing
sektor dapat dilihat peranan atau sumbangan sektor tersebut terhadap jumlah
pendapatan secara keseluruhan. Selain itu melalui penghitungan produk domestik
regional bruto dapat dilihat konsistensi berbagai macam data dan hal ini
bermanfaat dalam usaha kearah perbaikan perstatistikan. Makin lengkap dan makin
baik kualitas data yang disajikan makin baik pula angka produk domestik regional
bruto yang disajikan dalam arti dapat memenuhi harapan.
C.
TINJAUAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KONAWE SELATAN
1. Pertumbuhan
Ekonomi Regional
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Konawe Selatan ditunjukkan oleh kenaikan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
atas dasar harga konstan tahun 2000. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe
Selatan menunjukkan peningkatan yang cukup mengngembirakan dari tahun ke tahun.
Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Konawe Selatan pada tahun 2008
sampai dengan tahun 2011 hanya lima persen dan tahun 2013 pertumbuhannya 7,48 persen.
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe
Selatan pada tahun 2013 didukung oleh pertumbuhan sektoral yang seluruhnya
mengalami pertumbuhan positif yaitu secara berurutan dari yang tertinggi
sebagai berikut: sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 22,10
persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 14,15 persen, sektor
listrik dan air bersih tumbuh 12,69
persen, sektor industri
pengolahan tumbuh 10,77 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 7,43
persen, konstruksi/bangunan tumbuh 6,27 persen, sektor jasa-jasa tumbuh 5,71
persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh 4,57 persen,
serta yang terakhir sektor pertanian tumbuh 3,65 persen.
Tahun
2013 sektor pengangkutan dan komunikasi khususnya subsector angkutan udara
merupakan sektor penggerak yang mendorong pertumbuhan ekonomi kabupaten Konawe
Selatan naik.
2. Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi suatu wilayah
dapat diketahui dari persentase perananPDRB
atas dasar harga berlaku masing-masing sektor ekonomi terhatap totalPDRB
tahun yang bersangkutan. Struktur perekonomian Kabupaten KonaweSelatan dari
tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 masih didominasi oleh sector pertanian.
Pada periode tersebut peranan sektor
pertanian dalam pembentukan PDRB
Kabupaten Konawe Selatan
mengalami penurunan yaitu
39,51 persentahun 2009 menjadi
36,49 persen tahun 2010. Tahun 2011
turun menjadi 34,73persen, kemudian di tahun 2012 turun lagi menjadi 33,22
persen. Demikian pula yang terjadi pada tahun 2013 terjadi penurunan lagi
sehingga peranan sector pertanian terhadap PDRB menjadi 31,86 persen. Penurunan
ini disebabkan menurunnya peran dari seluruh sub sektor pertanian terutama sub
sektor tanaman perkebunan, sub sektor kehutanan, sub sektor peternakan dan
hasil-hasilnya, dan sub sektor tanaman pangan.
Peranan terbesar kedua pada tahun
2013 ditempati oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 23,96 persen,
kemudian disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan sumbangan
sebesar 15,38 persen, sektor jasa-jasa sebesar 8,62 persen, sektor
konstruksi/bangunan 8,47 persen dan sector pertambangan dan penggalian 6,29
persen. Sedangkan tiga sektor lainnya memberikan peran di bawah lima persen,
secara berturut-turut yaitu: sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan 3,68 persen, industri pengolahan 1,23 persen dan
sektor listrik dan air bersih hanya sebesar 0,51 persen.
3. PDRB Per Kapita
Salah satu tolok ukur untuk
mengetahui tingkat kemakmuran suatu daerah dapat dilihat dari besarnya PDRB per
kapita. Berdasarkan harga berlaku, PDRB per kapita penduduk Kabupaten Konawe
Selatan dari tahun 2009 hingga 2013 memperlihatkan trend yang meningkat. Pada
tahun 2009 sebesar Rp. 8.968.841,- dan tahun 2010 menjadi Rp. 9.927.159,- atau
terjadi peningkatan sebesar 10,68 persen, kemudian pada tahun 2011 meningkat
menjadi Rp. 10.962.405,- atau terjadi suatu peningkatan dari tahun sebelumnya
yaitu sebesar 10,43 persen. Pada tahun 2012 mencapai Rp. 12.234.815,- atau terjadi peningkatan sebesar 11,61 persen
dan tahun 2013 telah mencapai Rp. 13.453.913,- atau terjadi peningkatan sebesar
9,96 persen.
Kesimpulan
Salah satu indikator penting
untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu
ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar
harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Konawe Selatan ditunjukkan oleh kenaikan nilai Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) atas dasar harga konstan 2000. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe
Selatan menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan dari tahun ke tahun.
Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Konawe Selatan pada tahun 2008
sampai dengan tahun 2011 sebesar 5 persen dan tahun 2013 pertumbuhannya 7,48
persen.
Struktur perekonomian Kabupaten
KonaweSelatan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 masih didominasi oleh
sector pertanian. Pada periode tersebut
peranan sektor pertanian dalam pembentukan PDRB Kabupaten
Konawe Selatan mengalami
penurunan yaitu 39,51
persen tahun 2009 menjadi 36,49 persen tahun 2010. Tahun 2011 turun menjadi
34,73persen, kemudian di tahun 2012 turun lagi menjadi 33,22 persen. Demikian
pula yang terjadi pada tahun 2013 terjadi penurunan lagi sehingga peranan
sector pertanian terhadap PDRB menjadi 31,86 persen. Penurunan ini disebabkan
menurunnya peran dari seluruh sub sektor pertanian terutama sub sektor tanaman
perkebunan, sub sektor kehutanan, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya, dan
sub sektor tanaman pangan.
Berdasarkan harga berlaku, PDRB
per kapita penduduk Kabupaten Konawe Selatan dari tahun 2009 hingga 2013
memperlihatkan trend yang meningkat. Pada tahun 2009 sebesar Rp. 8.968.841,-
dan tahun 2010 menjadi Rp. 9.927.159,- atau terjadi peningkatan sebesar 10,68
persen, kemudian pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp. 10.962.405,- atau
terjadi suatu peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 10,43 persen.
Pada tahun 2012 mencapai Rp. 12.234.815,-
atau terjadi peningkatan sebesar 11,61 persen dan tahun 2013 telah
mencapai Rp. 13.453.913,- atau terjadi peningkatan sebesar 9,96 persen.