اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sabtu, 19 Juli 2014

Produk Domestik Regional Bruto



Produk Domestik Bruto Kabupaten Konawe Selatan 2009-2013

BAB I
 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah Satu tujuan negara ini  adalah  menciptakan kemakmuran bagi rakyatnya. Salah satu indikator untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu negara, serta mengetahui struktur perekonomian suatu negara adalah melalui perhitungan Pendapatan Nasional. Pendapatan Nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama setahun.  Jika dilihat dari jumlah barang/jasa yang dihasilkannya, pendapatan nasional dapat dikelompokkan menjadi :
  1. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)
Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan
  1. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)
PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada di luar negeri.
RUMUS : GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri
  1. NNP (Net National Product)
NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang pengganti modal.
RUMUS : NNP = GNP – Penyusutan
  1. NNI (Net National Income)
NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
RUMUS :NNI = NNP – Pajak tidak langsung
  1. PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-benar sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
RUMUS : PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan social + Pajak perseorangan )
  1. DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan oleh penerimanya.
RUMUS : DI = PI – Pajak langsung
2. Tujuan
Melihat dari penggelompokkan di atas ,penulis   mencoba  menggambarkan bagaimana pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe Selatan sejak tahun 2009-2013 melalui Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
3. Manfaat
Penulisan ini diharapkan memberikan  manfaat  kepada pembaca tentang bagaimana tinngkat Pendapatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Konawe Selatan sejak Tahun 2009-2013 serta sektor-sektor apa saja yang mengalami perubahan.







BAB II
 PEMBAHASAN

Perekonomian Indonesia sejak tahun 2000 hingga 2005 memperlihatkan pertumbuhan yang terus meningkat kemudian berfluktuasi sejak 2006 hingga 2013 dengan besaran positif, demikian pula yang terjadi terhadap perekonomian domestik Sulawesi Tenggara dan juga di Kabupaten Konawe Selatan. Perekonomian Sulawesi Tenggara selama tahun 2000 dipandang relatif stabil dengan pertumbuhan PDRB sebesar 5,27 persen. Dengan kondisi tersebut dapat dinyatakan bahwa struktur ekonomi tahun 2000 telah berbeda dengan tahun 1993, demikian halnya yang terjadi di Kabupaten/ Kota yang ada di Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu, dilakukan pemutakhiran tahun dasar penghitungan PDRB dari tahun 1993 ke tahun 2000 sehingga hasil penghitungan maupun estimasi PDRB sektoral akan menjadi realistis, dalam artian  mampu memberikan gambaran yang jelas terhadap fenomena pergeseran struktur produksi lintas sektor. Bertolak dari kenyataan tersebut serta berdasarkan rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar besaran angka PDB/PDRB dapat saling diperbandingkan antar negara dan waktu guna keperluan analisis kinerja perekonomian, baik perekonomian dunia, Indonesia maupun Sulawesi Tenggara termasuk kabupaten/kota yang ada di Sulawesi Tenggara,  maka dalam penghitungan dan penyajian angka PDRB mulai tahun 2000 sampai dengan 2012 menggunakan tahun dasar 2000. Hal ini untuk memudahkan  berbagai pihak dalam menganalisis keterbandingan ekonomi antar negara dan antar wilayah.
A. Pengertian Produk Domestik Regional Bruto
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha, atau merupakan jumlah  nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi dalam suatu wilayah tertentu.
 PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun yang bersangkutan, sedang PDRB atas dasar harga konstan  menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai dasar, dimana dalam  penghitungan  ini menggunakan tahun 2000.
 PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkanharga konstan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

B. Tujuan dan Kegunaan Data Produk Domestik Regional Bruto
Perencanaan ekonomi suatu  negara atau daerah umumnya bertujuan mencapai dua hal pokok, yaitu :
1.  Mengusahakan agar pembangunan ekonomi dapat meningkatkan pendapatan masyarakat secara nyata, dan
2.  Mengusahakan agar pendapatan tersebut dapat terbagi atau diterima masyarakat secara lebih adil.
Untuk mengetahui hal tersebut secara kuantitatif diperlukan berbagai data Statistik, antara lain data produk domestik regional bruto yang merupakan ukuran jumlah balas jasa atas keikutsertaan seluruh faktor produksi dalam proses produksi barang/jasa di suatu wilayah atau daerah dalam jangka waktu tertentu. Dengan tersedianya data produk domestik regional bruto secara berkala apat diketahui hal-hal berikut :
a.  Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Apabila angka-angka produk domestik regional bruto disajikan atas dasar harga konstan, akan menunjukkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah Atau daerah, baik secara menyeluruh ataupun menurut sektor ekonomi.
b.  Tingkat Kemakmuran Suatu Daerah
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum menjamin kemakmuran yang tinggi bagi masyarakat umum, apabila diikuti tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi pula. Tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita lebih menunjukkan perkembangan kemakmuran, sebab apabila dilihat dari sudut konsumsi berarti masyarakat akan mempunyai kesempatan untuk menikmati barang dan jasa dalam takaran yang lebih banyak atau lebih tinggi kualitasnya.  Untuk mengetahui tingkat kemakmuran secara relatif, diperlukan data pembanding dengan daerah lain, sedangkan untuk mengetahui perkembangannya diperlukan data statistik secara berkala.
c.  Tingkat Inflasi dan Deflasi
Salah satu masalah pokok yang selalu dihadapi oleh pemerintah maupun masyarakat adalah tingkat inflasi yang cenderung selalu tinggi. Peningkatan pendapatan  masyarakat secara nominal akan berkurang artinya apabila diikuti oleh tingkat inflasi yang tinggi, karena bila faktor inflasi diperhitungkan belum tentu terjadi peningkatan secara riil. Tingkat inflasi yang tinggi secara umum akan menurunkan daya beli masyarakat yang berpenghasilan nominal tetap. Penyajian PDRB atas dasar harga konstan bersama-sama dengan penyajian atas dasar harga berlaku dapat dipakai sebagai indikator untuk melihat tingkat inflasi atau deflasi yang terjadi.

d.  Gambaran Struktur Perekonomian
Angka-angka yang disajikan menurut sektor ekonomi dapat memperlihatkan struktur  perekonomian suatu daerah. Berdasarkan angka masing-masing sektor dapat dilihat peranan atau sumbangan sektor tersebut terhadap jumlah pendapatan secara keseluruhan. Selain itu melalui penghitungan produk domestik regional bruto dapat dilihat konsistensi berbagai macam data dan hal ini bermanfaat dalam usaha kearah perbaikan perstatistikan. Makin lengkap dan makin baik kualitas data yang disajikan makin baik pula angka produk domestik regional bruto yang disajikan dalam arti dapat memenuhi harapan.
C. TINJAUAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN  KONAWE SELATAN
1. Pertumbuhan Ekonomi Regional
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe Selatan ditunjukkan oleh kenaikan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2000. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe Selatan menunjukkan peningkatan yang cukup mengngembirakan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Konawe Selatan pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 hanya lima persen dan tahun 2013 pertumbuhannya 7,48 persen. 
 

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe Selatan pada tahun 2013 didukung oleh pertumbuhan sektoral yang seluruhnya mengalami pertumbuhan positif yaitu secara berurutan dari yang tertinggi sebagai berikut: sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 22,10 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh 14,15 persen, sektor listrik dan air bersih tumbuh 12,69
persen, sektor industri pengolahan tumbuh 10,77 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh 7,43 persen, konstruksi/bangunan tumbuh 6,27 persen, sektor jasa-jasa tumbuh 5,71 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh 4,57 persen, serta yang terakhir sektor pertanian tumbuh 3,65 persen.
 


Tahun 2013 sektor pengangkutan dan komunikasi khususnya subsector angkutan udara merupakan sektor penggerak yang mendorong pertumbuhan ekonomi kabupaten Konawe Selatan naik. 
2. Struktur Ekonomi
Struktur ekonomi suatu wilayah dapat diketahui dari persentase perananPDRB  atas dasar harga berlaku masing-masing sektor ekonomi terhatap totalPDRB tahun yang bersangkutan. Struktur perekonomian Kabupaten KonaweSelatan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 masih didominasi oleh sector pertanian. Pada periode tersebut  peranan sektor pertanian dalam pembentukan PDRB  Kabupaten  Konawe  Selatan  mengalami  penurunan  yaitu  39,51   persentahun 2009 menjadi 36,49 persen  tahun 2010. Tahun 2011 turun menjadi 34,73persen, kemudian di tahun 2012 turun lagi menjadi 33,22 persen. Demikian pula yang terjadi pada tahun 2013 terjadi penurunan lagi sehingga peranan sector pertanian terhadap PDRB menjadi 31,86 persen. Penurunan ini disebabkan menurunnya peran dari seluruh sub sektor pertanian terutama sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor kehutanan, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya, dan sub sektor tanaman pangan. 
 

Peranan terbesar kedua pada tahun 2013 ditempati oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 23,96 persen, kemudian disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan sumbangan sebesar 15,38 persen, sektor jasa-jasa sebesar 8,62 persen, sektor konstruksi/bangunan 8,47 persen dan sector pertambangan dan penggalian 6,29 persen. Sedangkan tiga sektor lainnya memberikan peran di bawah lima persen, secara berturut-turut yaitu:  sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 3,68 persen, industri pengolahan 1,23 persen dan sektor listrik dan air bersih hanya sebesar 0,51 persen.  
3. PDRB Per Kapita
Salah satu tolok ukur untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu daerah dapat dilihat dari besarnya PDRB per kapita. Berdasarkan harga berlaku, PDRB per kapita penduduk Kabupaten Konawe Selatan dari tahun 2009 hingga 2013 memperlihatkan trend yang meningkat. Pada tahun 2009 sebesar Rp. 8.968.841,- dan tahun 2010 menjadi Rp. 9.927.159,- atau terjadi peningkatan sebesar 10,68 persen, kemudian pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp. 10.962.405,- atau terjadi suatu peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 10,43 persen. Pada tahun 2012 mencapai Rp. 12.234.815,-  atau terjadi peningkatan sebesar 11,61 persen dan tahun 2013 telah mencapai Rp. 13.453.913,- atau terjadi peningkatan sebesar 9,96 persen.





 Kesimpulan
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu wilayah dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe Selatan ditunjukkan oleh kenaikan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Konawe Selatan menunjukkan peningkatan yang cukup menggembirakan dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi Konawe Selatan pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 sebesar 5 persen dan tahun 2013 pertumbuhannya 7,48 persen. 
Struktur perekonomian Kabupaten KonaweSelatan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 masih didominasi oleh sector pertanian. Pada periode tersebut  peranan sektor pertanian dalam pembentukan PDRB  Kabupaten  Konawe  Selatan  mengalami  penurunan  yaitu  39,51   persen  tahun 2009  menjadi 36,49 persen  tahun 2010. Tahun 2011 turun menjadi 34,73persen, kemudian di tahun 2012 turun lagi menjadi 33,22 persen. Demikian pula yang terjadi pada tahun 2013 terjadi penurunan lagi sehingga peranan sector pertanian terhadap PDRB menjadi 31,86 persen. Penurunan ini disebabkan menurunnya peran dari seluruh sub sektor pertanian terutama sub sektor tanaman perkebunan, sub sektor kehutanan, sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya, dan sub sektor tanaman pangan. 
Berdasarkan harga berlaku, PDRB per kapita penduduk Kabupaten Konawe Selatan dari tahun 2009 hingga 2013 memperlihatkan trend yang meningkat. Pada tahun 2009 sebesar Rp. 8.968.841,- dan tahun 2010 menjadi Rp. 9.927.159,- atau terjadi peningkatan sebesar 10,68 persen, kemudian pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp. 10.962.405,- atau terjadi suatu peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 10,43 persen. Pada tahun 2012 mencapai Rp. 12.234.815,-  atau terjadi peningkatan sebesar 11,61 persen dan tahun 2013 telah mencapai Rp. 13.453.913,- atau terjadi peningkatan sebesar 9,96 persen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar